Guido berhasil membangun situasi positif dan menyenangkan sehingga Gio mempersepsikan kondisi real yang dihadapinya sebagai sebuah permainan sungguhan yang seru. Gio menjadi bisa melupakan rasa kangen dengan ibunya, terbius keseruan yang mencengkam sehingga ia tidak merasakan perutnya yang lapar. Penjaga kamp dianggap sebagai lawan mainnya. Gio jauh dari stress yang berkelebihan. Ketika tawanan lainnya depresi, Gio tetap excited dan nyaman bermain bersama Papa Guido.
Saat ini kita menghadapi ancaman Covid 19. Jumlah korban tak kalah dengan perang dunia. Di Bergamo Italia, pemandangan iringan truk-truk militer membawa ratusan peti berisi jenazah ke pemakaman massal begitu mencekam. Tak ada keluarga mengantar, tak ada rangkaian doa mengiringi. Video singkat ini ditonton jutaan manusia di berbagai belahan bumi. Hasilnya jutaan orang hanyut dalam keharuan dan ketakutaan. Gejala depresi ada di mana-mana. Ketika pikiran negatif dan rasa takut berlebihan menguasai diri, maka orang sudah mengundang malaikat mautnya untuk menjemput. Mari kita renungkan. Kita semua ingin badai Corona segera berlalu. Namun sebagian dari kita sering berperilaku sebagai pengundang bahaya.
Kita mewaspadai virus Corona yang konon sering nebeng di tubuh manusia atau benda-benda yang terkena droplet. Kita paranoid pada orang yang datang ke kantor, ke rumah dan lingkungan kita. Namun kita membuka pintu lebar-lebar pada virus pikiran. Setiap hari orang memamah ratusan berita negatif. Setiap menit notif gadget berbunyi tangtingtung. Lebih banyak yang berisi informasi sampah ketimbang yang berguna.
Pemerintah sudah mengambil berbagai tindakan strategis dan praktis, pengurus RT-RW Sudah ikut turun tangan. Banyak rumah sudah pasang alat penyemprot disinfektan. Yang tepat guna maupun yang unik bahkan aneh tapi nyata. Namun hanya sedikit yang memasang filter virus informasi. Ayo jadikan cerita Guido dan Gio sebagai pemicu kita memulai gerakan bersih-bersih mengusir virus informasi yang jahat dan rasa takut. Caranya banyak mudah dan seru.
Put the first thing first. Tarik nafas, tanamkan keyakinan “Corona bisa dihindari dan disembuhkan” Ulangi beberapa kali. Sumber-sumber yang bisa dipercaya sudah mengatakan dan sebagaimana bukti menunjukkan bahwa virus yang lebih kecil dari upil ini mudah dihindari. Tukang nebeng ini gampang dimatiin. Sama sabun aja kelojotan, semprot disinfektan mampus, dibiarkan kering juga mati merana. Gampangkan.
Berarti langkah berikutnya mudah. Hindari saja keramaian, jaga jarak aman, lalu lakukan hal yang selama ini kita idamkan: nikmati kerja dari rumah, dan main bersama anak, lebih sering bercinta dengan suami/istri.
Bila 2 langkah dasar kita sudah lakukan, maka selanjutnya juga mudah dan seru. Ketika banyak keluarga hanya berpikir menimbun makanan dan masker, keluarga positif justru berlari ke toko mainan untuk memborong berbagai macam mainan dan games seru. Work From Home (WFH) menjadi sarana orang tua untuk mengintensifkan quality time bersama di rumah. Ayah bunda hepi, anak-anak pun senang. Ada banyak juga orangtua yang membeli buku resep atau download aplikasi cara memasak dan resep makanan. Tentu tidak serta merta mereka jadi Chef juara. Namun paling tidak menu makanan jadi lebih bervariasi dan jauh dari membosankan. Libatkan keluarga dalam kegiatan memasak ini.
Ternyata saya bukan satu-satunya orang yang memilih untuk keluar dari beberapa WAGroup. Banyak teman lain yang juga melakukan bersih-bersih di WAG maupun menyeleksi teman FB. Teman itu penting, namun maaf, saya hanya mau bergabung pada WAG yang punya kebiasaan saring sebelum sharing, serta yang sepakat hanya memposting berita lucu dan positif. Beberapa teman terpanggil untuk menggalang dana, mengumpulkan relawan untuk turun tangan, atau melakukan kegiatan positif lainnya. Action speaks louder than words. Ketika orang melakukan kegiatan positif, maka tumbuh juga pikiran dan hati yang positif. Orang yang hidupnya positif dan penuh kasih akan bagus kekebalan tubuhnya.
Di FB, IG dan sosmed lainnya banyak yang ikut meramaikan tantangan ini, challenge itu, Until Tomorrow, CU Later lah. Intinya sama, posting photo yang ganteng-cantik, imut gemesin, lucu, seperti itulah. Anda kurang yakin apakah cukup ganteng, cantik atau imut. Pede aja. Jaman sekarang body shaming dah nggak laku. Just do it and have fun.
Kesibukan sering membuat kita tak sempat merapikan barang-barang di rumah. Berantakan, saling tumpuk dan mungkin saja jadi kurang sehat. Bebenah itu menyenangkan. Kita bisa menemukan harta karun yang selama ini dicari, atau munculnya kenangan lama dengan mantan. Ups.
Berdoa. Kita tak perlu hafal ayat-ayat dalam Kita Suci untuk menjadi Pendoa yang baik. Doa sederhana saja juga oke. Saya tersentuh ketika seorang teman men-sharingkan kalimat sugesti yang ia ucapkan setiap bangun tidur. “Ya Allah, terima kasih untuk pagi yang indah ini. Pagi ini saya bersemangat sekali dan tubuh terasa bugar. Saya bersyukur untuk segala nikmat yang saya akan alami. Terima kasih Allah Tuhanku. Amiin”.
Tentu banyak banyak cara lain untuk membangun dan memilihara pikiran positif. Bila Anda punya banyak ide apalagi resep yang manjur sharingkan saja ke teman lain. Berbagi yang baik itu pahala yang membuat kita kaya. Yang butuh variasi baru, cari aja di jagad maya. Seperti shopping di Mall. Cari dan pilih yang sesuai kebutuhan dan pantas. Jangan terpengaruh SPGnya. Dalam training saya kerap mengatakan. Bila kreativitas lagi beku, lakukan saja ATM. Amati, Tiru dan Modifikasi. Jepang dan Korea juga melakukan kok.
Yuk kita gembosi Covid-19 si tukang tebeng itu. Virus Corona? Ape lu ape lu. Bye-bye Corona, Welcome Happiness ‘cause Life is beautiful.
Sekedar ide sederhana
Iskandar Setionegoro
IMConsulting, Company of Joy
Photos: Courtesy of Google
Great post thanks for sharing it