top of page
Writer's pictureEllysabeth Ayuni

Berhentilah Membebani Dirimu Sendiri





Suatu hari seorang pendaki hendak menaklukan sebuah gunung dengan sampai ke puncaknya. Gunung yang terkenal dengan pemandangan di puncak yang amat indah dan track yang tidak terlalu curam. Meskipun begitu, satu rintangan yang harus dihadapi pendaki di gunung tersebut ialah bebatuan yang licin di sepanjang jalur pendakiannya. Si pendaki mulai gelisah karena baru menyadari betapa licinnya jalur pendakian tersebut ketika ia sudah berada di tengah-tengah perjalanan. Ia terlihat amat kesal dengan bebatuan yang kerap membuatnya terpeleset. "Bebatuan licin ini bukan level ku! Gunung yang kemarin ku daki saja punya jalur yang lebih curam dari gunung ini tapi aku bisa menaklukannya. Batu-batu di gunung ini sungguh hanya mau mempermainkan kehebatanku saja!" Gerutu pendaki tersebut. Di tengah amarahnya karena terus-terusan hampir tergelincir, ia kemudian memungut bebatuan licin yang ada di sekelilingnya dengan perasaan geram sambil mengatakan: "Akan aku singkirkan batu-batu licin ini agar di perjalanan pulang aku tidak perlu berhadapan dengan permainan mengesalkan yang sama seperti ini!"


Si pendaki mengambil setiap batu licin yang ada di hadapannya agar ia tidak menginjaknya dan jatuh tergelincir. Ia mengambil tiap batu dan menaruhnya di dalam tas gunung yang ia kenakan di punggungnya. Semakin tinggi ia mendaki, semakin banyak batu yang ada dalam tasnya. Hingga pada akhirnya, sang pendaki mulai kehilangan keseimbangannya akibat beban batu yang ia bawa dan ia pun jatuh tergelincir dan terluka. Ia jatuh bukan karena menginjak bebatuan licin, melainkan karena batu-batu licin yang ia simpan dalam tasnya.


Sering kali dalam bekerja kita juga melakukan hal yang sama seperti pendaki gunung tersebut. Mengambil masalah-masalah yang kita hadapi dan menyimpannya dalam tas yang kita bawa. Komplain dari klien, bos yang marah-marah, cekcok dengan rekan kerja, hal-hal tersebut adalah batu-batu yang hadir saat kita bekerja. Tidak sedikit orang yang membawa batu-batu tersebut dalam tasnya. Padahal, batu-batu yang kita simpan tersebut dapat membuat kelelahan bahkan melukai baik secara fisik maupun emosional setiap kali akan pergi bekerja. Apa saja tanda-tanda bila Anda mengisi tas bekerja dengan batu-batu masalah?


1. Bangun pagi untuk bekerja terasa amat sangat berat karena memikirkan kesalahan saat presentasi minggu lalu.

2. Kurang bergairah dilibatkan dalam suatu proyek karena Project Managernya merupakan mantan atasan yang dulu suka menyoroti pengalaman Anda yang masih minim.

3. Mengeluh sepanjang hari karena pagi tadi menemui klien yang tidak puas dan terus-terusan meminta revisi atas masalah kecil.

4. Selalu tertekan dan stres karena tugas-tugas baru selesai ketika sudah melewati deadline.


Kalau sudah ada tanda-tanda seperti itu, pihak mana yang jadi korban?


Membawa batu dan menyimpannya dalam tas bukanlah cara yang efektif untuk si pendaki gunung dalam menghadapi rintangan bebatuan licin di jalur pendakiannya. Menyimpan masalah yang ada saat bekerja juga bukanlah cara yang tepat untuk mengatasinya. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk menghadapinya?


Fokuslah pada pekerjaan apa yang Anda dapat ubah, kontrol, dan kendalikan. Anda tidak dapat mengubah rekan yang suka mengkritik atau bos yang sangat perfeksionis, akan tetapi Anda dapat mengubah dan melakukan kendali penuh dengan apa yang Anda lakukan. Berikut ialah hal-hal yang dapat digunakan untuk mengeluarkan batu-batu yang memberatkan tas Anda:


1.Cobalah mulai berpikir lebih positif tentang diri Anda. Tidak ada seorangpun yang luput dari kesalahan, begitu juga dengan Anda. Anda memang tidak memiliki mesin waktu untuk mengubah apa yang telah terjadi saat presentasi minggu lalu, tetapi ingat bahwa kesalahan bukanlah suatu kegagalan, karena kegagalan yang sesungguhnya ialah ketika Anda mengunci diri Anda dengan kesalahan yang lampau dan memutuskan untuk terpenjara di dalamnya.

2. Bentuklah impresi orang lain sesuai dengan apa yang tercermin pada Anda. Dahulu memang Anda tidak begitu kompeten dan mungkin impresi itulah yang diingat oleh mantan atasan Anda, tetapi Anda juga harus kembali menunjukkan bahwa diri Anda yang sekarang bukanlah orang yang sama seperti dahulu. Tunjukkanlah bagaimana Anda kini menjadi lebih bertanggung jawab dan menjadi lebih baik dalam berbagai aspek dalam diri dan pekerjaan Anda.

3. Berhentilah menyalahkan orang lain dan periksa ulang pekerjaan Anda. Ada setiap penyebab dari suatu akibat. Pekerjaan yang asal mengakibatkan kesalahan-kesalahan kecil yang membuat klien selalu tidak puas, tetapi memeriksa ulang pekerjaan Anda sebelum memberikannya kepada klien mengakibatkan klien menjadi puas dan nama Anda akan dikenal sebagai karyawan yang menyelesaikan tugas dengan sempurna.

4. Lakukanlah segala sesuatu dimulai dari sekarang. Waktu terbaik dalam bekerja bukanlah nanti atau besok melainkan saat ini. Menunda-nunda pekerjaan bukanlah sifat yang terbentuk begitu saja, melainkan adalah pilihan buruk yang Anda harus tinggalkan sekarang juga.


Sama seperti pendaki gunung, dalam bekerja tentu kita selalu dihadapkan dengan banyak tantangan. Tetapi respon dalam menanggapi tantangan tersebut dapat berbeda pada tiap orang. Tetaplah melangkah tanpa memperdulikan bebatuan licin yang ada di hadapan Anda, karena tantangan tersebut bukanlah porsi Anda untuk kendalikan melainkan jadikanlah sebuah proses yang harus dinikmati.



“Be a creator of circumstances rather than just a creature of circumstances..” –Brian Tracy



15 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page